Dinding kaca sebuah rumah di Hamburg dipenuhi alga. Tanaman
ini mampu menyuplai minyak bagi industri kosmetik, bahan mentah bagi instalasi
biogas dan air hangat untuk mandi.
Ganggang mikro atau mikroalga dibudidayakan di dinding
bagian depan rumah. Tujuannya untuk menghasilkan materi berharga dan bahan
bakar. Dinding rumah tersebut terdiri dari 129 segmen kaca yang fungsinya
seperti akuarium.
Tiba-tiba warna air di dalam dinding kaca berubah menjadi
hijau tua. Martin Kerner, direktur perusahaan SSC yang menciptakan rumah alga
tersebut menjelaskan, "Ini suspensi alga yang dimasukkan ke dalam
reaktor."
Alga hijau dimasukkan ke dalam dinding kaca yang dipenuhi
air. Ganggangnya berukuran mikro, karena itu pakar menyebutnya mikroalga. Untuk
bisa tumbuh di dinding kaca seukuran pintu, selain memerlukan bahan makanan
alga juga membutuhkan CO2 yang diperoleh dari gas buang sebuah pemanas gas yang
berada di ruang "pusat energi" di lantai dasar rumah lima lantai
tersebut.
Gerakan Mencegah Terik Matahari
"Alga hidup di kedalaman air tertentu. Tumbuhan ini
tidak tahan ekspose langsung terhadap sinar matahari", ujar Kerner. Karena
itu, air di dalam dinding kaca terus dipompa dan diaduk, sehingga mikroalga
dijamin hanya terekspos langsung ke sinar matahari sebentar dan tidak akan mati
karena kepanasan.
Martin Kerner menunjukkan ruang "pusat energi". Di
sana ada bejana logam setinggi manusia yang berfungsi sebagai mesin pemanen dan
penyaring alga secara terus menerus. "Alga yang matang membentuk bahan
baku yang sebaiknya digunakan untuk beragam kebutuhan", saran Kerner.
Penyimpan Energi Tambahan
Mula-mula kandungan bahan berharga diekstraksi, khususnya
minyak alga. Perusahaan farmasi dan kosmetika mengincar minyak alga, yang harga
per kilonya bisa mencapai 60 Euro atau sekitar 700.000 rupiah. Hasil ekstraksi
lainnya bisa digunakan sebagai suplemen makanan serta pakan ternak. Sampah sisa
ekstraksi bisa dimanfaatkan pada instalasi biogas.
Hanya instalasi demonstrasi
Dinding kaca di bagian depan rumah tidak hanya bekerja
sebagai reaktor alga, tetapi juga sebagai modul panel surya. Matahari
memanaskan air di dalamnya, instalasi penukar panas menarik energi dan menggunakannya
untuk memanaskan air di gedung.
Kelak, sel surya tipis akan diintegrasikan ke dalam elemen
dinding kaca tersebut. Sehingga rumah alga tidak hanya memproduksi bio massa
dan energi panas, tapi juga listrik yang ramah lingkungan.
Namun, konsep rumah alga belum siap dipasarkan. Kerner
menegaskan, "Ini hanya sebuah instalasi demonstrasi. Di tahun-tahun
mendatang kami ingin mencari tahu, berapa banyak produksi panas dan bio massa
di instalasi kami dan pemanfaatannya."
Bagi pemilik rumah biasa, reaktor hidup ini harganya terlalu
mahal. Menurut Kerner, instalasi ini tergolong ekonomis, jika memiliki reaktor
seluas minimal 200 meter persegi. Jadi di masa depan, mungkin hanya hotel-hotel
besar dan kantor besar yang bisa memanfaatkannya, untuk memoles citra mereka
sebagai ramah lingkungan.
Sumber :
http://www.dw.de/rumah-alga-hasilkan-energi-hijau/a-16778986
0 komentar:
Posting Komentar